TEORI BELAJAR HUMANISTIK
A.
Latar
Belakang
Setelah mempelajari berbagai teori belajar pada
matakuliah Psikologi Pendidikan saya memilih teori belajar humanistik dalam
bentuk tugas ini sebagai hasil dari apa yang saya pelajari selama ini. Saya
memilih teori ini juga dikarenakan ketertarikan saya untuk membahas teori ini.
Teori ini lebih menekankan isi dalam belajar dari pada prosesnya, dengan kata
lain teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita
amati dalam dunia keseharian. Selain itu saya memilih teori ini
berdasaran hasil pengaplikasian sebelumnya yaitu penugasan dengan mengajarkan
materi fisika kepada salah satu murid Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan penugasan tersebut saya memutuskan untuk membahas
teori belajar humanistik dalam tugas ini.
B.
Tujuan
Penulisan
Penulisan ini bertujuan sebagai bahan untuk
belajar baik bagi penulis maupun bagi pembaca serta bertujuan pula sebagai bentuk
pengaplikasian dari hasil belajar penulis. Selain itu penulisan ini juga
bertujuan sebagai tolak ukur dalam penilaian kognitif, psikomotorik dan afektif
bagi penulis dalam matakuliah Psikologi Pendidikan.
C.
Teori
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama
psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap
pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan
dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah
alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya
merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis. Psikologi
humanistik juga memberikan sumbangan pendidikan
alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic
education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan
melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan
keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik. Aliran
Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui
penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring
dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah (Ratna Syifa’a Rachmahana, 2008).
Dalam teori
belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan
dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam
dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai (Hamzah
B. Uno, 2006).
Dalam teori belajar
humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya (Novina Suprobo,2008).
Tujuan utama
para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
D.
Tokoh-tokoh
aliran Humanistik
1. Abraham
Maslow
Abraham
H. Maslow (selanjutnya ditulis Maslow) adalah tokoh yang menonjol dalam
psikologi humanistik. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali
terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan
atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan
kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk.
1993).
|